The Orange Network

When the answer is NO!

Posted on: July 28, 2007

“Pak saya membutuhkan kenaikan gaji…” “Tidak perlu!”
“Bagaimana kemungkinan mengenai proyek A?…” “Tidak ada!”

“Bagaimana kalau kita makan malam bersama?…” “Maaf, tidak bisa”

Anda pernah mengalami kejadian seperti diatas? Saya sendiri sering sekali, dalam pekerjaan saya “tukang jualan” jadi sering di tolak baik secara halus maupun langsung, dalam bisnis saya pernah di tolak bisnis proposalnya, dalam sehari-hari juga pasti ada perbedaan pendapat.

Terlepas dari hal diatas, jawaban “tidak” kerapkali kita dengar dalam situasi apapun, baik yang serius maupun santai, baik dengan keluarga, saudara, sahabat, teman, orang lain, rekan kerja, bos, dsb. Pada awalnya anda tentunya menginginkan permintaan anda terkabul, apapun itu. Jadi ingatlah, jika memang itu baik dan benar, tidak ada salahnya anda mendapatkan keinginan tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, ketika anda mencoba berusaha mendapatkan apa yang anda inginkan supaya berhasil :

  • Sebelum anda meminta sesuatu, coba pikirkan kembali dan jujurlah pada diri anda sendiri, apakah keinginan anda itu memang perlu, wajar, beralasan kuat, untuk suatu hal yang baik dan benar, diwaktu yang tepat, ke orang yang tepat, dsb.Beberapa orang seringkali lebih sering bertemu jawaban “TIDAK” dikarenakan mereka tidak memikirkan terlebih dahulu ketika ingin meminta sesuatu, misalnya ada seorang karyawan yang meminta kenaikan gaji di waktu perusahaan baru saja mengalami kerugian/masalah, atau bosnya baru saja mengalami musibah dan sedang bad mood abis, atau tidak memiliki alasan yang kuat seperti performance kerja yang signifikan, atau permintaannya terlalu “over” seperti kenaikan gaji 200%…
  • Jika anda bertemu dengan si “Tidak”, selalu pertemukanlah dengan “Why?” atau “Mengapa?”Jangan takut untuk meng-explore jawaban “Tidak” tersebut, keadaan tidak akan menjadi lebih buruk karena permintaan anda baru saja di tolak, dan itu akan menjadi bagian yang terburuk jika anda tidak tahu “Mengapa?”
  • Jika anda sudah tahu “Mengapa?” lalu cobalah untuk memperkenalkan “How?” atau “Bagaimana?”Anda sudah tahu jawabannya adalah “Tidak”, anda tahu “Mengapa” jadi anda harus tahu juga “Bagaimana” supaya jawaban “Tidak” tadi menjadi “Iya” di lain waktu. Saya masih ingat di film “Pursuit of HappYness” ketika Will Smith bertemu dijalan seseorang yang memang sudah sukses terlihat dari penampilannya dan mobilnya mewahnya, dia berkata “I got two questions for you, what are you doing? and how you can do that?” kira2 seperti itu, jadi itulah kenapa memang anda perlu tahu bagaimana anda bisa mencapai apa yang anda inginkan, kira2 jika di implementasikan ke salah satu keadaan adalah seperti ini :

    … (Anda sedang meminta kenaikan gaji)
    Bos : “Tidak ada kenaikan gaji di tahun ini untuk kamu”
    Anda : “Mengapa?”
    Bos : “Karena melihat performance kamu melalu laporan yang saya terima. saya melihat kamu memang belum memenuhi beberapa kriteria untuk mendapatkan kenaikan gaji di tahun ini”
    Anda : “Bagaimana supaya saya bisa mendapatkan hak saya?”
    Bos : “Kamu harus bekerja lebih giat lagi, bekerja samalah dengan lebih baik didalam team maupun individual, berusahalah supaya target monthly, quartal dan yearly kamu tercapai, kemungkinan saya akan meninjau kembali”
    Anda : “Baik, saya akan mencoba memperbaiki performance saya, dan saya akan kembali lagi nanti”


    Dari percakapan diatas anda tahu apa yang ada di pikiran bos yang membuat anda mengalami masalah ketika mengajukan sebuah permintaan.
  • Jangan ragu untuk kembali mencoba setelah anda tahu semua itu.Ingat point pertama anda, jika keinginan anda itu memang pantas dan wajar, itu artinya anda harus mencoba kembali untuk mendapatkannya. Beberapa orang hanya mengerutu dan kecewa setelah permintaannya ditolak, tanpa melihat di bagian mana yang menyebabkan permintaannya di tolak, dan sayangnya dia tidak pernah meminta kembali, padahal banyak beberapa peluang yang mungkin terjadi jika dia meminta sekali lagi.
  • Ingatlah kapan untuk harus berhenti “meminta”Meski diatas saya mengatakan untuk terus mencoba, sebaiknya anda juga harus tahu kapan waktunya anda berhenti mencoba, karena jika anda terus”meminta” dan hasilnya terus “sama, anda hanya akan menghabiskan wakt, pikiran dan tenaga anda saja, sebaiknya anda “let it go” dan focus ke hal lain yang membuat keadaan menjadi lebih baik.

    Misalnya jika anda sedang meminta kenaikan gaji dan ternyata memang tidak bisa, anda lebih baik mencari “jalan lain” untuk menambah penghasilan anda, seperti kerja sampingan, bisnis sampingan ataupun pindah kerja. Jika anda sedang meloby client, maka anda sebaiknya segera mencari contact person yang lain yang lebih “open mind” untuk permintaan anda, atau client lain.

Semoga sekarang anda lebih siap jika bertemu si “Tidak”! dan jangan lupa traktir saya makan jika naik gaji… πŸ™‚

7 Responses to "When the answer is NO!"

blajar dari pengemis, yg gak takut ditolak sepuluh kali untuk bisa mendapatkan sedikit derma πŸ™‚

Pa…minta HP baru dong..
HP lama udah lemot nih…

Tidak usah aneh..aneh deh..
HP kamu masih bisa dipakai kan meski lemot?

Iya… Pa…
Tapi…

Kalo masih bisa dipakai ngapaen ganti baru…

Borosin uang aja…

Pertamanya sih ditolak untuk beli HP kecewa lah pasti..

Tapi seneng banget ketika pas ultah dikadoin HP baru,…

SO surprise
“)

@aroeng…
Sayangnya mengemis yah… jujur saya tidak suka sama pengemis lho, pengamen masih mending, mereka harusnya lebih bisa sedikit berusaha ketimbang hanya meminta-minta… karena terbiasa meminta=malas, maka mereka tidak bisa keluar dari lingkaran setan tersebut…

@evelyn… hehehe, senangnya punya papa yang baik… dia menunggu waktu yang tepat…

Andy,

Kalau udah berniat jadi pengusaha, ya harus berusaha terus…namanya juga usaha. Kata2 ini sering diingatkan anak buahku kalau ada orang yang tiap hari nongkrongi, padahal ya pasti dikerjakan, dan kalau ditongkrongi kan jadinya malah nggak kerja2…kalau saya sewot, anak buah mengingatkannya seperti itu.

Hmm saya nggak pernah minta naik gaji, karena kerja di perusahaan yang semua nya udah pasti. Naik gaji hanya bersamaan dengan naik pangkat, naik jabatan yang tanggung jawabnya lebih berat. Atau memang kinerja perusahaan meningkat pesat, jadi semua karyawan menikmati bonus dan kenaikan gaji pokok.

Pernah ditolah atasan? Ooo…sering sekali…ditolak cuti, pake dirayu-rayu karena beliau sedang butuh, tapi yang paling sakit adalah ditolak saat ingin kuliah S2 di Luar negeri…padahal tesnya belum tentu lulus. Alasannya? Karena saya wanita…huhu… sebel banget. Pada akhirnya saya juga harus kuliah MM di dalam negeri, karena untuk posisi ekselon 2 minimal S2. Pengalaman ini membuat saya mendorong anak bungsu yang baru aja diwisuda tg.21 Juli 07 kemarin untuk melanjutkan ke S2…karena kenyataannya masalah gender masih ada. Saya bilang…pesta pernikahan bisa sederhana, tapi uang lebih baik untuk kuliah lagi, karena kalau udah menikah dan punya anak akan lebih repot…dan tergantung pada banyak pihak, kalau sekarang kan hanya dengan ortu aja. Apalagi anakku baru umur 22 tahun pada bulan Oktober nanti.

Memang kalau dengar kata No keluar dari mulut seseorang untuk sesuatu yang kita inginkan pasti hasilnya akan menjadi tidak terkabulkan.
Tapi terkadang kata No itu penting dan efeknya bisa terasa tidak saat itu juga lho..
Misalnya kata No untuk free sex dan narkoba.
Kalau kita nggak berani bilang gitu fatal deh jadinya..
Eh kamu udah aku jadiin friend di blogroll ku lho
Cool blog. I love it
πŸ™‚

@edratna… iya kalau soal gaji di perusahaan yang sudah ada rule yang pasti agak2 susah, mau sefantastis apapun performance kita juga harus nunggu…

@evevlyn… iya kita juga harus bisa berkata “Tidak” untuk beberapa hal.

btw thanks linknya, really appreciate it.

[…] to say No… Posted August 14, 2007 Setelah sebelumnya kita membahas bagaimana jika mendapat jawaban “tidak”, sekarang kita membahas bagaimana untuk belajar mengatakan “Tidak” dengan baik dan […]

Leave a reply to evelyn pratiwi yusuf Cancel reply

OrangeCategory

OrangePhotos